Daftar isi blog

Cari dengan Google

Minggu, 21 November 2010

Mitos segetiga bermuda

Kata “Bermuda” berarti bulan ke tujuh dalam tahun Qibthi. Tetapi seorang ilmuwan Amerika yang berasal dari Puerto Rico mengemukakan bahwa makna “Bermuda” dalam bahasa-bahasa kuno yang tersebar di wilayah Bermuda tersebut mengandung arti Pantai Cahaya. Hal itu disebabkan iblis menempati wilayah itu dan menyatakan bahwa ia adalah Dewa Cahaya dan Dewa Pencerahan.

Luas Pulau Bermuda sekitar 53 kilometer persegi dengan jumlah penduduknya mencapai 70.000 jiwa. Ibu kotanya adalah sebuah kota yang disebut Hamilton. Keseluruhan kawasan Bermuda merupakan gugusan pulau yang berjumlah 347 pulau karang (coral reef islands) dengan beberapa teluk kecil.

Seluruh kepulauan tersebut terletak di Samudera Atlantik. Berjarak sekitar 930 km dari Amerika Serikat. Yang sangat aneh adalah dari seluruh pulau yang berjumlah 347 ini, hanya 20 pulau saja yang berpenduduk. Penduduk di situ menganggapnya sebagai jajahan para arwah jin dan anak-anak setan yang menjadi Tuhan.

Bersamaan dengan masuknya penjajahan Inggris pada tahun 1684 M, masuklah agama Kristen, meskipun pada awalnya tidak diterima namun kemudian para dukun menganggapnya sebagai cabang dari agama mereka atau syariat baru yang cocok dengan perkembangan zaman. Sejak tahun 1968, pulau itu berubah menjadi beberapa negara otonom yang terpisah dari pemerintahan Inggris.

Fenomena yang mengerikan.

Segitiga Bermuda adalah istilah yang dicetuskan pertama kali oleh seorang penulis berkebangsaan Amerika, Vincent Judith. Ia mengatakan “Sesungguhnya disana terdapat suatu daerah berbentuk segitiga yang meliputi daerah Pantai Timur Florida – Puerto Rico dan kepulauan Bermuda.

Jika diambil garis lurus dari ketiganya nampaklah sebuah segitiga yang saling berhubungan yang disebut Segitiga Bermuda. Segitiga Bermuda muncul sebagai misteri yang sulit diungkapkan hingga kini. Karena itu banyak orang menyebutnya dengan sebutan Segitiga Setan, Segitiga Kematian, dan Kuburan Atlantik.

Peristiwa-peristiwa misterius tetap berlanjut dengan banyaknya kapal-kapal dan pesawat yang hilang saat memasuki daerah Segitiga Bermuda. Anehnya, hilangnya kapal-kapal dan pesawat ini tidak pernah meninggalkan bekas dan tanda-tanda yang dapat diselidiki.

Peristiwa hilangnya kapal-kapal dan pesawat pun tetap berlanjut, sebagian diantaranya sebagai berikut:

-Tahun 1947, pesawat C-45 hilang dalam jarak 150 km dari Segitiga Bermuda.

-Tahun 1948, pesawat Theodore-4 yang memiliki empat mesin pendorong hilang beserta 31 orang penumpangnya.

-Tahun yang sama pesawat DC-3 hilang beserta penumpangnya yang berjumlah 32 orang tanpa meninggalkan bekas.

-Tahun 1949, pesawat Theodore 4 kedua juga hilang tanpa bekas.

-Tahun 1950, pesawat besar Amerika “Globe Master” milik AU Amerika hilang tanpa bekas.

-Tahun yang sama kapal barang Amerika-55 Sandra, yang memiliki panjang lebih dari seratus meter hilang tanpa meninggalkan bekas.

-Tahun 1952, pesawat pengangkut milik Inggris “York” hilang bersama 33 penumpangnya tanpa bekas.

-Tahun 1954, pesawat amphibi Amerika tipe Lockheed hilang bersama seluruh penumpangnya tanpa meninggalkan bekas.

-Tahun 1956, pesawat ampibi Amerika tipe Marteen P5M hilang bersama seluruh awaknya tanpa bekas.

-Tahun 1962, pesawat pengisi bahan bakar jenis KB-50 milik AU Amerika hilang tanpa jejak.

-Tahun 1963, kapal pengangkut milik Amerika Marine Silver Queen yang panjangnya mencapai 130 meter hilang bersama semua penumpangnya tanpa meninggalkan jejak.

-Tahun yang sama dua pesawat latih dan perbekalan milik AU Amerika jenis Stratoo hilang tanpa bekas.

-Tahun 1968, pesawat militer jenis YC-122 yang dimodifikasi menjadi pesawat pengangkut hilang tanpa bekas.

-Tahun 1970, pesawat angkut milik Prancis “Milton Patreds” hilang beserta semua orang dan barang yang ada.

-Tahun 1973, pesawat angkut milik Jerman “Anita” yang berbobot mati 20.000 ton hilang bersama 32 penumpangnya tanpa bekas.

-Tahun 1974, pesawat perang hilang pada jarak 900 mil dari barat daya pulau Azores, Amerika.

Peristiwa-peristiwa hilangnya kapal-kapal dan pesawat terus berlanjut setiap saat, walaupun pada masa-masa sekarang semakin berkurang disebabkan tidak ada lagi yang melintasi dan mendekati daerah Segitiga Bermuda tersebut sebagai sikap hati-hati dalam lintas penerbangan dan pelayaran.

Secera geografis, Segitiga Bermuda merupakan bagian barat Samudera Atlantik, diduga bentuknya seperti Segitiga yang terletak dekat pantai Tenggara Amerika. Daerah yang membentang dari Bermuda di Utara sampai Selatan Florida. Arah Timurnya dekat Bahama melewati Puerto Rico hingga lintang barat 40o, kemudian kembali ke Bermuda.

Tidak heran bila Segitiga Bermuda mendapat banyak julukan yang sangat menakutkan. Hampir seluruh kapal dan pesawat yang raib tidak dapat memberikan sinyal atau hubungan dimana kekuatan gaib yang meliputinya membuat seluruh peralatan dan alat penghubung bergerak tidak beraturan dan mati seketika.

Orang-orang jenius dan pemecahannya.

Banyak ilmuwan dan para pemikir mengadakan penelitian dalam upaya mencari penyelesaian dan mengetahui alasan-alasan logis ihwal apa yang terjadi. Muncullah puluhan buku-buku yang menegaskan banyaknya kapal dan pesawat yang hilang di daerah Segitiga Bermuda yang menakutkan itu. Diantaranya yang paling terkenal adalah buku EL TRIANGULO DE LES BERMUDA karangan Charles Berlitz Johanes Potlar, seorang penulis dan peneliti yang memiliki empat buku dan semuanya merupakan usaha pemecahan misteri itu. Buku-bukunya antara lain: lebih cepat dari lift, perjalanan tanpa akhir, mimpi kemanusiaan, dan loncatan masa.

Tetapi seorang peneliti dari Amerika, Evan Sunderson menyimpulkan bahwa kasus-kasus kehilangan di Segitiga Bermuda disebabkan adanya pusaran air atau dalam istilah lain “titik-titik rawan”, karena daerah Segitiga Bermuda merupakan pertemuan antara arus panas dan arus dingin.

Berbagai aliran air yang berlawanan itu mengarah ke arah atas dan bawah. Sunderson juga yakin bahwa gerakan kuat aliran-aliran itu berlawanan dan terpengaruh oleh perbedaan derajat panas yang mengakibatkan terjadinya pusaran magnetik yang merupakan penyebab seluruh tragedi ini.

Namun teori Sunderson ditolak karena tidak dillandasi argumen sehingga tidak ada yang menegaskan aliran-aliran air yang berlawanan dilautan berpengaruh terhadap magnet bumi. Selain itu teori Sunderson tidak menafsirkan bagaimana peranan tempat-tempat serupa yang disebut “kuburan setan” pada daratan.

Tempat-tempat itu ada di Kutub Utara, Kutub Selatan, di sebelah Utara padang pasir luas dan di daerah Barat Laut India. Kemudian, teori ini pun gagal dalam menafsirkan ihwal mengapa ditemukan banyak kapal dan bangkai pesawat tanpa ada bangkai manusia.

Pandangan Supranatural

Ada teori yang menjelaskan dan menafsirkan apa yang terjadi di Segitiga Bermuda. Teori itu menyatakan bahwa sebab semua itu adalah karena adanya roh-roh yang disiksa di alam sana, khususnya arwah orang-orang negro yang teraniaya. Lalu dijelaskan bahwa terdapat jutaan roh bergentayangan di daerah itu, yaitu pada permulaan masa perbudakan di Amerika ketika mereka diangkut dengan kapal dari Afrika menuju Amerika.

Pencetus teori ini adalah seorang psikolog Inggris Kennets Machol. Ia yakin arwah-arwah tidak suka menyakiti atau menakut-nakuti manusia, tetapi mereka berusaha menampakkan dirinya untuk memberi tahu manusia bahwa mereka adalah arwah yang belum mati secara wajar. Machol juga yakin dengan memberikan doa khusus yang dapat menenangkan arwah penasaran tersebut.

Sama seperti teori Machol, seorang pendeta yang telah pensiun bernama Oumand berpendapat bahwa fenomena segitiga bermuda adalah fenomena gaib yang disebabkan banyaknya roh-roh penasaran yang dulunya mati secara tidak wajar.

Terlepas dari itu semua, kita yakin bahwa fenomena misterius yang terjadi di dunia ini tentunya tidak luput dari bagaimana kita menyikapinya dan dari sudut mana kita memandangnya. Tetapi kita juga harus ingat bahwa seluruh kehidupan ini adalah milik Sang Pencipta. Hal-hal gaib memang sulit untuk dimengerti, tetapi bagi Tuhan, hal itu merupakan bagian dari skenario penciptaan-Nya.

Sumber : http://mystys.wordpress.com/2008/03/29/segitiga-bermuda-antara-mitos-dan-realitas/

0 komentar: